H Jumas Didung; Banyak Figur Baru Mengalahkan Incumbent

  • Share

KOLAKA,WN—Pemilihan Calon Legislatif(Pilcaleg) baru saja usai dilaksanakan pada 14 Februari 2024 lalu bersamaan pemilihan presiden dan wakil presiden. H Jumas Didung salah seorang pengamat politik membeberkan soal banyaknya ketua partai yang tidak berhasil meraih perolehan suara secara maksimal sehingga gagal masuk sebagai anggota Legislatif meskipun ada beberapa diantaranya sebagai calon incumbent.

Menurut Jumas kepada media ini mengungkapkan bahwa penomena terkait sejumlah ketua partai yang besar maupun ketua partai yang baru ikut dalam kontestasi politik namun tidak berhasil duduk di DPRD Kabupaten maupun di DPRD Provensi, meskipun ada beberapa diantaranya sebagai incumbent.

Menurutnya bahwa ada beberapa indikator sehingga para incumbent ini tidak berhasil duduk pada periode 2024-2029, hal itu dikarenakan tidak terlepas dari faktor keinginan masyarakat itu sendiri sebagai pemilih dalam menentukan pilihannya. Tentunya masyarakat sebagai pemilih memiliki keinginan perubahan dalam memilih figur anggota legislatif. Selain itu menurut Jumas bahwa masyarakat pemilih saat ini sudah cerdas dalam menentukan dan memilih seorang figur untuk dipilih.

“Harus kita akui bahwa masyarakat sudah cerdas dalam memilih figur, apalagi kalau sosok figur itu lebih dekat dengan masyarakat, apalagi kalau ditunjang oleh financial,”kata Jumas.

Dan itu terbukti pada Pilcaleg kali ini banyak figur atau tokoh-tokoh pemuda maupun tokoh kaum perempuan berhasil terpilih sebagai anggota dewan meskipun itu banyak figur yang tidak banyak memasang baliho, tetapi yang dibangun dimasyarakat adalah komunikasi yang intensif.

“Sejumlah figur yang baru ini telah berhasil meraih simpati masyarakat sehingga bisa terpilih masuk sebagai anggota Legislatif di DPRD Kolaka, dan itu harus kita akui,”ungkapnya.

Menurutnya bahwa salah satu indikator gagalnya sejumlah anggota dewan incumbent untuk duduk kembali di legislatif kemungkinan besar disebabkan karena kurang berhasil dalam membangun komunikasi selama duduk di DPRD.

“Salah satu indikator penilaian masyarakat karena indikasinya kurang membangun komunikasi dengan konstituennya selama duduk sebagai anggota legislatif,”ujarnya.

Bilamana kurangnya komunikasi yang dibangun oleh para anggota legislatif dengan konstituennya selama ini, sehingga masyarakat merasa kurang diperhatikan, akhirnya mereka mencari figur lain untuk didukung dalam Pencalegkan DPRD.

“Ini adalah salah satu parameter mengapa masyarakat memilih figur laiin untuk dipilih dalam Pencalegkan periode ini, dan terbukti sebagian besar figur lain yang berhasil lolos masuk di Legislatif,”kata Jumas.

Meski demikian dirinya merasa prihatin bahwa para kandidat calon legislatif baik incumbent maupun yang baru mencalonkan diri, tidak bisa difungkiri bahwa begitu besar cost yang mereka keluarkan.

“Jadi itulah realita dan konsekuensi dari politik yang tidak terlepas dari hight cost yang mereka harus tanggung dan keluarkan setiap Caleg dalam berkompetisi memperoleh kursi di DPRD,”ujarnya.

Meski demikian ia berharap sebagai pengamat politik dan juga sebagai praktisi hukum mengingatkan dan berharap kepada semua calon legislatif yang sudah berhasil lolos dipilih oleh masyarakat memperoleh kursi di DPRD, untuk memastikan diri agar senantiasa tetap membangun komunikasi kepada konstituennya, menyikapi setiap aspirasi masyarakat dan lebih peduli terhadap kondisi sosial masyarakat.

“Kalau ini bisa dilakukan oleh setiap anggota dewan, maka insyah Allah pada periode berikutnya pastilah pilihan masyarakat akan memberi dukungan kembali,”harapnya.

Begitupun halnya dengan para anggota dewan pada periode 2024 ini gagal untuk duduk kembali, meskipun juga sudah mengeluarkan cost yang begitu besar tetapi gagal, janganlah berhenti untuk senantiasa membangun silahturrahmi dengan masyarakat, lebih peduli dan tanggap terhadap kondisi sosial masyarakat sekitarnya, sehingga diperiode berikutnya bilamana masih diberikan umur panjang dari Sang Khaliq tentunya peluang untuk kembali bisa berkompetisi.

“Kalau kali ini gagal maka kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda meskipun itu harus menunggu lima tahun kedepan,”pungkasnya.(pus)

>
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *