Waspadai Obesitas

  • Share

Kurangi Harapan Hidup Hingga 8 Tahun

Oleh Amni Wahyuni, S.Farm

Jangan meremehkan obesitas. Ternyata, obesitas mampu memperpendek harapan hidup Anda hingga delapan tahun. Hal itu diungkapkan oleh sebuah studi yang belum lama ini dilakukan. Studi yang dikerjakan oleh para peneliti di McGill University tersebut, menemukan fakta bahwa kelebihan berat badan juga dapat mengurangi rata-rata usia.

Hal ini disebabkan adanya peningkatan risiko diabetes, dan penyakit kardiovaskular. Grover menemukan, mereka yang mengalami obesitas parah bisa kehilangan hingga delapan tahun masa hidup. Sementara orang-orang yang mengalami obesitas ringan bisa kehilangan hingga enam tahun masa hidupnya. Sementara itu, orang-orang yang kelebihan berat badan bisa kehilangan masa hidup hingga tiga tahun.

Obesitas atau kegemukan, adalah kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh. Terdapat dampak dan bahaya obesitas yang merugikan bagi kesehatan karena dapat menyebabkan berbagai penyakit hingga menurunkan harapan hidup.

Sebagian besar penyebab obesitas yaitu kombinasi antara kelebihan asupan energi makanan dan kurangnya aktivitas fisik. Selain itu, meningkatnya ketergantungan masyarakat pada makanan yang padat energi dan cepat saji yang mengandung karbohidrat, gula, atau lemak juga meningkatkan risiko kegemukan.

Lalu, apa saja bahaya obesitas bagi kesehatan? Berikut ini beberapa bahaya obesitas bagi tubuh:

1. Penyakit Jantung
Penyakit jantung lebih sering terjadi pada orang dengan obesitas. Hal ini karena timbunan lemak dapat menumpuk di arteri yang memasok darah ke jantung. Alasan lainnya karena orang obesitas memiliki tekanan darah, kadar kolesterol low-density lipoprotein (LDL), trigliserida, dan gula darah yang lebih tinggi dari normal. Selain itu, arteri koroner yang menyempit dapat menyebabkan serangan jantung dan pembekuan darah di arteri yang sempit di otak dapat menyebabkan stroke.

2. Diabetes
Obesitas dapat mempengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Ketika seseorang memiliki berat badan berlebih, maka akan meningkatkan kadar asam lemak dan peradangan. Hal ini akan menyebabkan resistensi insulin, yang pada gilirannya dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

3. Sleep Apnea
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang membuat seseorang dapat berhenti bernapas sejenak saat tidur. Orang yang kelebihan berat badan dan obesitas berisiko lebih tinggi mengalami sleep apnea. Ini karena adanya tumpukan lemak di sekitar leher. Akibatnya saluran udara menyempit sehingga terjadi dengkuran dan kesulitan bernapas di malam hari.

4. Tekanan Darah Tinggi
Timbunan lemak pada orang obesitas membuat tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen dan nutrisi. Pembuluh darah mengedarkan lebih banyak darah ke jaringan lemak ekstra. Kondisi ini membuat jantung harus bekerja lebih keras lagi untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Peningkatan jumlah darah yang bersirkulasi memberi tekanan ekstra pada dinding arteri. Tekanan tambahan ini disebut tekanan darah tinggi atau hipertensi. Seiring waktu, tekanan darah tinggi dapat merusak jantung dan arteri.

5. Stroke
Bahaya obesitas lainnya adalah membuat Anda berisiko terkena stroke. Stroke dan penyakit jantung memiliki banyak faktor risiko yang sama. Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terputus. Stroke dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak dan mengakibatkan berbagai kecacatan, termasuk gangguan bicara dan bahasa, otot yang melemah, dan perubahan pada kemampuan berpikir dan bernalar.
Sebuah tinjauan tahun 2010 dalam American Heart Association Journals terhadap 25 studi dengan hampir 2,3 juta peserta menemukan bahwa obesitas meningkatkan risiko stroke sebesar 64 persen.

6. Asma
Sesak napas merupakan hal yang paling sering dikeluhkan oleh orang yang memiliki berat badan berlebih. Pada akhirnya, gangguan pernapasan seperti asma menjadi lebih rentan terjadi pada orang obesitas. Pemicunya tak lain karena kelebihan lemak di sekitar perut dan dada sehingga membuat paru-paru terhimpit dan harus bekerja lebih keras supaya dapat mengembang.
<span;>Selain itu, penumpukan lemak pada paru orang yang obesitas juga mempengaruhi struktur normal saluran udara. Hal ini juga menghalangi fungsi saluran udara dan menyebabkan peradangan di paru-paru.

7. Kanker
Hubungan bahaya obesitas dengan kanker tidak sejelas seperti bahaya obesitas dengan penyakit jantung dan stroke. Hal ini karena kanker bukan penyakit tunggal. Namun, obesitas dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, misalnya kanker payudara, usus besar, kandung empedu, pankreas, ginjal, dan prostat, termasuk kanker rahim, leher rahim, endometrium, dan ovarium. Sebuah studi berbasis populasi memperkirakan bahwa sekitar 28.000 kasus baru kanker pada pria dan 72.000 pada wanita pada tahun 2012 terkait dengan kelebihan berat badan atau obesitadi Amerika Serikat.

8. Penyakit Hati
Penyakit hati berlemak atau nonalcoholic steatohepatitis (NASH) juga merupakan bahaya obesitas. Penyakit ini terjadi ketika lemak menumpuk di hati. Kelebihan lemak dapat merusak hati atau menyebabkan tumbuhnya jaringan parut, yang dikenal dengan sirosis. Penyakit hati berlemak biasanya tidak memiliki gejala, tetapi pada akhirnya dapat menyebabkan gagal hati.

9. Osteoathritis
Osteoarthritis merupakan jenis arthritis atau peradangan di sendi yang membuatnya menjadi nyeri dan kaku. Penyakit ini sering menyerang tangan, lutut, pinggul, tulang punggung, maupun sendi-sendi yang lain. Seseorang yang obesitas dapat meningkatkan tekanan pada sendi yang menahan beban sekaligus meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Faktor-faktor ini dapat menyebabkan komplikasi seperti osteoarthritis.

10. Depresi
Obesitas dapat mempengaruhi cara tubuh menggunakan insulin untuk mengontrol kadar gula darah. Ketika seseorang memiliki berat badan berlebih, maka akan meningkatkan kadar asam lemak dan peradangan. Hal ini akan menyebabkan resistensi insulin, yang pada gilirannya dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Pencegahan obesitas sedini mungkin sangat perlu dilakukan. Pencegahan obesitas bisa dilakukan dengan cara diet, olahraga rutin, penggunaan obat hingga pembedahan. Menjalani program diet membantu menurunkan berat badan dengan waktu yang relatif singkat, karena mempertahankan berat badan seringkali menjadi hal yang sulit dan membutuhkan konsistensi.

Pencegahan obesitas harus menjadi agenda penting dalam kesehatan masyarakat, terutama pada usia anak dan remaja. Umumnya obesitas dimulai pada usia muda, dan berakibat munculnya kegemukan pada usia muda.

Oleh karena itu, kesadaran akan hidup sehat dengan berat badan ideal adalah kunci utama memerangi obesitas dengan mencegahnya sejak dini.

Penulis adalah Mahasiswi Program Studi Profesi Apoteker UHO Angkatan IX.

>
  • Share

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *