Kolaka,WN-Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka, Sulawesi Tenggara menggelar kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari program Kosabangsa 2024 yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal di Kelurahan 19 November Kecamatan Wundulako,Sabtu (19/10) lalu.
Program pemberdayaan masyarakat ini untuk memperkenalkan penerapan bioteknologi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dalam budidaya tanaman hortikultura yang terbukti meningkatkan kualitas tanah dan produktivitas tanaman, diperkenalkan sebagai inovasi untuk mendukung pertanian berkelanjutan di daerah itu.
Ketua Tim Pelaksana Prof. Dr. Ruslin Hadanu mengatakan melalui program pemberdayaan ini, ingin memberikan solusi yang berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi kepada masyarakat tani yang ada di Kelurahan 19 Nopember.
Selain itu lanjut dia, memperkenalkan Pupuk Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) adalah salah satu inovasi bioteknologi yang dapat mengoptimalkan hasil pertanian tanpa merusak keseimbangan lingkungan dengan simbiosis yang tercipta antara fungsi dan akar tanaman.
“Kami berharap teknologi ini dapat menjadi jawaban atas tantangan peningkatan produktivitas pertanian yang ramah lingkungan dan kami percaya bahwa melalui penerapan bioteknologi FMA, masyarakat tani dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan, dan pada akhirnya, meningkatkan kesejahteraan mereka secara berkelanjutan,” jelas Ruslin, menambahkan program merupakan bentuk sinergi antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan pembangunan pertanian yang lebih berkelanjutan.
Menurut Ruslin, Kosabangsa adalah program yang bertujuan untuk menggerakkan pemberdayaan masyarakat melalui ilmu pengetahuan dan teknologi di berbagai sektor dan fokus program ini adalah memberdayakan masyarakat lokal dengan keterampilan dan teknologi yang relevan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup, serta kegiatan ini melibatkan masyarakat setempat dan dihadiri oleh petani hortikultura dari berbagai kelompok tani di Kelurahan 19 Nopember, di mana kegiatan pelatihan langsung, peserta diajarkan bagaimana Pupuk Fungi Mikoriza Arbuskula bekerja secara simbiotik dengan akar tanaman untuk memperbaiki penyerapan nutrisi, meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan, serta mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia.
Selain pelatihan teknis Pembuatan dan Penerapan Pupuk Fungi Mikoriza Arbuskula, program ini juga memberikan bantuan alat teknologi di antara heler pencacah rumput dan sampah organik, heler penghalus Kotoran Hewan (Kohe), dan bibit jagung yang telah diinokulasi dengan FMA serta alat dan bahan pendukung lainnya.
“Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa keberlanjutan kegiatan pembuatan pupuk organik para petani dapat langsung menerapkan teknologi yang baru dipelajari dalam budidaya tanaman mereka. Dengan penerapan bioteknologi pupuk FMA ini, diharapkan terjadi peningkatan produktivitas tanaman hortikultura yang signifikan, khususnya dalam hal kualitas dan kuantitas hasil panen. Teknologi ini juga diharapkan dapat mengurangi biaya produksi pertanian serta memperkuat ketahanan pangan,” ungkap Ruslin.
Pemerintah Kecamatan Wundulako yang di wakili Kepala Kelurahan 19 Nopember Kolaka Arnal Yusuf, S.E. mengatakan sumbangan pemikiran yang dilakukan oleh USN dengan melaksanakan pelatihan bagi petani sangat di respon oleh Pemerintah.
Apalagi lanjut dia penerapan teknologi ini mampu meningkatkan hasil panen hortikultura dengan menggunakan pupuk organik bisa melestarikan lingkungan dengan metode pertanian yang ramah lingkungan .
“Sebagai Pemerintah kami memberikan apresiasi yang tinggi kepada kampus USN serta UHO yang bersedia membagikan ilmunya kepada masyarakat petani khususnya di Kelurahan 19 November,” katanya.
Sementara itu Ketua Pendamping akademisi UHO Prof. Dr. Halim, sebagai salah satu narasumber memberikan apresiasi karena bisa terlibat langsung mendampingi kegiatan pemberdayaan ini serta menjelaskan penerapan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) dalam budidaya tanaman hortikultura merupakan langkah strategis yang tidak hanya meningkatkan hasil produksi, tetapi juga memperbaiki struktur tanah.
Teknologi ini kata dia memungkinkan tanaman untuk lebih efisien dalam menyerap unsur hara, terutama di daerah-daerah yang sering menghadapi masalah kekurangan nutrisi pada tanah dan sebagai tim pendamping,memastikan bahwa masyarakat dapat menguasai teknik budidaya ini dengan baik melalui pelatihan dan pendampingan intensif.
“Kami berharap para petani yang terlibat dalam program ini dapat menjadi contoh sukses penerapan teknologi pertanian berkelanjutan di daerah mereka, dan ke depan bisa menjadi agen perubahan bagi petani-petani lain di sekitar Kolaka.” katanya.
Hal serupa juga diungkapkan Dg. Sattu salah satu ketua kelompok tani di kelurahan 19 November memberikan apresiasi dan ucapan rasa syukur dengan adanya program pemberdayaan ini yang selama ini mencari pola untuk meningkatkan hasil panen, namun sering kali terhambat oleh keterbatasan akses terhadap teknologi pertanian yang modern dan ramah lingkungan.
Menurutnya dengan diperkenalkannya Pupuk Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA), petani mendapatkan harapan baru untuk meningkatkan hasil tanaman hortikultura apalagi dipraktekkan secara langsung bagaimana FMA ini membantu memperbaiki kualitas tanah dan membuat tanaman lebih kuat, terutama saat musim kering.
“Kami berharap teknologi ini dapat terus dikembangkan dan diterapkan di wilayah kami, karena selain meningkatkan produktivitas, ini juga membantu kami mengurangi penggunaan pupuk kimia yang cukup mahal,” harapnya.
Begitu juga dengan Kelompok Dasawisma di Kelurahan itu merasakan program ini sangat bermanfaat bagi para ibu yang terlibat dalam usaha pertanian keluarga melalui penerapan pupuk Fungi Mikoriza Arbuskula, dengan memanfaatkan lahan pekarangan secara lebih efektif untuk budidaya tanaman hortikultura, sehingga bisa menambah penghasilan keluarga sekaligus mendukung ketahanan pangan lokal.
“Program ini bukan hanya memberikan kami teknologi baru, tetapi juga ilmu dan keterampilan yang sangat berharga. Kami sangat berterima kasih kepada tim Pelaksana Kosabangsa dan para pendamping yang sudah memberikan perhatian dan dukungan penuh kepada kami. Semoga kegiatan ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif yang lebih luas bagi seluruh masyarakat di Kelurahan 19 Nopember,” kata Ketua Kelompok Dasa Wisma Lakondole Ny.Marlina.
Untuk diketahui, kegiatan Kosabangsa ini didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRTPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) serta dibantu oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) USN Kolaka yang merupakan kerjasama antara akademisi USN Kolaka Prof Ruslin Hadanu sebagai Tim Pelaksana dan akdemisi UHO sebagai Tim Pendamping yang diketuai oleh Prof. Dr. Halim, pemerintah Desa 19 Nopember Kolaka sebagai mitra Pemerintah, Bidik Srikandi sebagai mitra Kerjasama, kelompok Tani Lakondole, dan Kelompok Dasawisma Lakondole.(ABY)