KOLAKA,WN—Kepala Bidang(Kabid) Kesehatan Masyarakat(Kesmas) Dinas Kesehatan(Dinkes) Kolaka Sultra Ruhaeda,SKM,MPH paparkan aksi perubahan Membangun Komunikasi Edukasi dan Koordinasi Aksi Cegah Stunting(Mangkok ACS), disalah satu hotel di Kolaka pada(21/8/2024).
Ruhaeda menjelaskan terkait stunting atau kekerdilan pada anak, merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia dan di seluruh dunia. Prevalensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%, di Sultra stunting masih mencapai 30,0(SKI, 2023), Kabupaten Kolaka 23,8% 1,2% dan 22,6 pada tahun 2023 aa@ngka ini masih diatas ambang batas yang ditetapkan WHO yaitu 20%
Dampak negatif stunting, yakni dampak jangka pendek dengan pertumbuhan fisik terhambat, perkembangan otak terganggu, sistem kekebalan tubuh lemah, lebih mudah sakit, dan berisiko kematian. Dampak jangka panjang yakni prestasi belajar rendah, produktivitas menurun, meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung diusia dewasa dan siklus stunting berulang pada generasi selanjutnya, dan dapat menurunkan produktivitas dan daya saing bangsa.
“Masalah stunting kita berharap kesadaran masyarakat mendorong aksi nyata untuk mencegahnya,”harap Ruhaeda.
Ia mengajak masyarakat berinovasi dengan menanam pohon kelor yang bisa dimanfaatkan sebagai upaya pencegahan stunting, pohon kelor dikenal kaya akan nutrisi, memiliki potensi besar dalam meningkatkan gizi anak-anak, terutama mereka yang berisiko mengalami stunting.
Selain itu kata Ruhaeda untuk meningkatkan kesadaran masyarakat memahami masalah stunting dengan mengingatkan melalui pemasangan stiker/branding mobil stunting.
“Agar masyarakat memahami bahwa stunting merupakan masalah serius bagi pertumbuhan anak,”ujarnya.
Ruhaeda menjelaskan isi Mangkok ACS yakni menyebarkan informasi dan pengetahuan tentang stunting, mendorong inovasi dalam pencegahan stunting, meningkatkan kolaborasi dan sinergi dalam pencegahan stunting, mendukung kebijakan pencegahan stunting serta meningkatkan pengetahuan dan kapasitas tenaga kesehatan.
Mangkok ACS melalui pencerahan khutbah seragam bagi umat Muslim dan umat Kristen dilaksanakan sejak tahun 2019 lalu, bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang lebih peduli terhadap kesehatan anak dan masa depan bangsa.
Branding mobil untuk stunting adalah langkah yang strategis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi bagi tumbuh kembang anak. Dengan pendekatan yang tepat, kampanye ini dapat menjadi alat yang efektif dalam upaya pencegahan stunting di Indonesia.
Stiker stunting untuk memudahkan petugas dalam melakukan identifikasi arumah tangga yang memiliki kasus anak stunting sehingga dapat dilakukan intervensi lebih awal, mempermudah petugas kesehatan melakukan monitoring dan pemantauan pertumbuhan anak secara berkala. Menjadi media komunikasi yang efektif antara petugas kesehatan, keluarga, dan masyarakat tentang upaya pencegahan dan penanganan stunting. Mendorong masyarakat untuk ikut berperan aktif dalam mengatasi masalah stunting di lingkungannya.
Lanjut Ruhaeda terkait pentingnya masalah pemberian gizi juga dilakukan sosialisasi bertujuan untuk memberikan penyuluhan atau konseling sebagai ajang berbagi pengalaman para ibu dalam mengasuh anak. Memberikan edukasi demo memasak dengan menu yang bervariasi setiap hari selama pelaksanaan kelas gizi, tentunya diharapkan dapat dilaksanakan secara berkesinambungan setelah selesainya kegiatan kelas Gizi selama 12 hari yang dilaksanakan di Desa Oko-Oko dan Desa Tambea tahun 2020 lalu. Kegiatan kelas Gizi 12 hari dilaksanakan oleh tenaga kesehatan(TPG) dan pendamping desa kegiatan kelas gizi 12 hari.
Memberikan penyuluhan konseling juga menjadi ajang berbagi pengalaman para ibu dalam pengasuhan anak. Demo masak ibu dapat menyusun menu yang bervariasi setiap hari selama pelaksanaan kelas Gizi yang tentunya diharapkan untuk dapat dilaksanakan secara berkesinambungan.
Inovasi menam kelor bertujuan untuk mengajak masyarakat memanfaatkan daun kelor sebagai upaya pencegahan stunting. Pohon kelor, yang dikenal kaya akan nutrisi, memiliki potensi besar dalam meningkatkan gizi anak-anak, terutama mereka yang. berisiko mengalami stunting.
“Gerakan Tanam Kelor adalah sebuah inovasi yang diinisiasi oleh kader PKK Desa Towua di Kecamatan Wundulako, inisatif ini disampaikan pada pelatihan kader stunting tahun 2021,”ungkap Ruhaeda.(pus)