KOLAKA,WONUANEWS – Karena diperkirakan akan berhenti ditambang di tahun 2021, kini Tambang Emas Pongkor Antam sedang disipakan untuk dijadikan Museum Tambang Bawah Tanah. Dan jika terwujud, museum ini akan menjadi Museum tambang bawah tanah Pertama di Indonesia.
Tambang emas Pongkor yang dikelola Unit Bisnis Pertambangan Emas (UBPE) milik PT Antam di Gunung Pongkor ini memang sudah lama terkenal sejak dulu. Tambang emas ini terletak di Desa Bantarkaret Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Lokasinya berada di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (mdpl) yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak (TNGHS). Karena berada di TNGHS Kegiatan tambang emas oleh perusahaan BUMN ini dilakukan dengan penambangan tertutup.
Tambang emas Pongkor sendiri sudah berproduksi sejak tahun 1992. Salah satu lokasi tambang emas bawah tanah yang disiapkan menjadi museum tambang adalah terowongan Gudang Handak yang lokasinya tidak jauh dari kantor UBPE Pongkor. Terowongan ini merupakan satu dari 6 terowongan atau portal yang ada di kawasan seluas 6.042 hektar tersebut.
Sebenarnya ada 6 terowongan tambang emas yang sudah dibuka oleh Antam di lokasi itu selain Gudang Handak yaitu Ciurug, Ciguha, Kubang Cicau, Pasir Jawa, dan Pamoyanan.
Untuk terowongan Gudang Handak sendiri, memang saat ini masih aktif ditambang, namun untuk kesiapan dijadikan Museum Tambang atau lokasi wisata edukasi tambang emas sudah mulai dipersiapkan.
Beberapa waktu silam, Antam pernah mengajak beberapa jurnalis untuk melihat kesiapan lokasi wisata museum tambang tersebut. Berikut ringkasan kunjungan ke terowongan Gudang Handak.
Untuk memasuki lokasi terowongan seluruh pengunjung akan dibekali pengetahuan prosedure Keselamatan (safety prosedure) dan diwajibkan mengenakan pakaian khusus dan helm dengan lampu senter yang terpasang di bagian depan helm. Selain itu juga wajib memakai sepatu boot.
Hanya butuh sekitar 10 menit dari kantor UBPE Pongkor untuk bisa masuk ke lokasi terowongan Gudang handak. Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan sedikit berjalan kaki sekitar seratus meter dengan medan sedikit menanjak untuk menuju portal masuk terowongan.
Di lokasi itu tampak terlihat gapura atau pintu masuk terowongan yang telah ditata rapi dengan tulisan “Museum Tambang Emas Pongkor” di bagian atasnya.
Di belakang gapura terowongan itu juga masih tampak pintu masuk yang bercat hijau dengan tinggi sekitar 4 meter yang Bertuliskan “Portal Tambang Go Handak”. Dan di bawah tulisan itu juga terdapat tulisan L 500, artinya kegiatan penambangan ada di ketinggian 500 mdpl.
Saat memasuki terowongan, pengunjung didampingi pemandu dari karyawan UPBE Antam Pongkor sendiri. Berjalan memasuki terowongan ini terasa hawa lembab seperti berada dalam gua, beberapa genangan air dan becek juga masih terlihat di sepanjang jalan.
Pada jarak 15-an meter di dalam terowongan masih terlihat terang, namun setelah memasuki sekitar 30-an meter, area terowongan mulai terlihat remang-remang. Dan masuk lebih jauh lagi akan berada di zona gelap gulita.
Meski ada penerangan dari beberapa lampu neon yang terpasang di sepanjang lorong terowongan, penerangan dari senter yang terpasang pada helm akan sangat membantu saat memasuki zona gelap gulita itu.
Didalam terowongan itu hembusan dan deru suara angin masih terasa dari pintu masuk portal.
Bergerak masuk lebih dalam terowongan, di sepanjang dinding terowongan ada penyangga besi baja dan kayu terpasang untuk menghindari terjadinya keruntuhan dinding. Bahkan juga terpasang jaring kuat pada tiap sisi dinding dan sisi atas atau atap terowongan untuk menahan jatuhnya bongkahan batu atau tanah.
Di sepanjang jalur terowongan ini juga terlihat jalur pipa karet dan kabel memanjang terpasang untuk kebutuhan produksi penmbangan. Beberapa tumpukan bongkahan batu sisa-sisa penambangan juga masih dijumpai dalam terowongan ini. Karena masih ditambang, beberapa kendaraan alat berat dan kendaraan tambang masih hilir mudik dalam terowongan ini.
Menurut sejarahnya Terowongan yang berukuran diameter sekitar 4 meteran ini dibangun pada tahun 2002. Dan di tempat inilah material tambang dalam bentuk bongkahan batu yang mengandung emas ditambang dan dikeluarkan untuk diolah menjadi emas murni.
Terowongan ini juga memiliki tingkatan-tingkatan lorong didalamnya. Di beberapa lokasi terowongan terdapat lubang yang memiliki tangga akses menuju lorong bagian bawah.
Dekitar 300 meter dari mulut terowongan, terdapat kantin terowongan. Kantin ini menjadi tempat berkumpulnya karyawan saat jam istrahat. Tempat ini cukup bersih dan terawat dan telah diberi lantai semen. Dindingnya juga telah diberi plester semen. Memasuki area ini, Pengunjung wajib membilas sepatu hingga bersih. Dia Area kantin ini juga terdapat beberapa peralatan dapur dan perlengkapan makan dan minum lainnya.
Area ini menjadi favorit para pekerja atau pengunjung karena bisa beristrahat sejenak ataupun berswa foto.
Kehadiran museum tambang ini diharapan akan merepresentasikan aspek edukasi melalui sharing pengetahuan tentang aktivitas operasional penambangan dan pengolahan bijih emas serta berbagai kegiatan penunjang lainnya.
Untuk merasakan sensasi tambang eamas bawah tanah ini, kita tunggu saja hingga resmi dibuka untuk umum. (kai)