KOLAKA,WN—Salah seorang anggota DPRD Kolaka politisi Partai PAN sejak menjadi anggota dewan periode 2019 sampai sekarang, dan sebagai Ketua Komisi III DPRD Kolaka yang konsentrasi pada daerah pemilihannya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yaitu Wundulako, Baula dan Pomalaa.
Dokter Hakim ditemui media di ruang kerjanya pada(1/2/2024) dikonfirmasi terkait apa yang sudah diperbuat kepada masyarakat sejak dirinya dipercaya oleh masyarakat pada tiga wilayah tersebut sehingga mengantarkan dirinya duduk di DPRD Kolaka. Dokter Hakim menuturkan bahwa sejak dirinya sebagai anggota dewan dan kini sebagai Ketua Komisi III DPRD Kolaka dirinya konsentrasi pada tiga hal yaitu pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan.
Mengapa ia konsentrasi pada tiga hal tersebut dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, karena menurutnya tiga hal ini sangat menentukan dalam menciptakan Sumber Daya Manusia(SDM), menciptakan generasi penerus yang terdidik, dan untuk mendapatkan hal itu maka perlu mendapatkan pendidikan yang baik, sehat serta ekonominya harus kuat.
“Jadi kalau kita ingin generasi penerus kita untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan sehat dan ekonominya kuat maka kita harus memenuhi tiga hal tersebut,”ungkap Hakim.
Ia menjelaskan bahwa pendidikan saat ini diketahui saat ini memang dikatakan pendidikan 12 tahun gratis, namun 12 tahun gratis ini hanya dalam bentuk uang SPP, sedangkan untuk melaksakan proses belajar itu diperlukan buku, baju, sepatu dan semua peralatan kebutuhan sekolah itu semua masih ditanggung oleh orang tua. Nah, seperti apa konkritnya yang dirinya lakukan sejak menjadi anggota dewan.
Ia menjelaskan setiap turun lapangan melakukan reses yang fokus pada tiga hal yakni pendidikan, kesehatan dan ekonomi kerakyatan, misalnya terkait masalah pendidikan saat melakukan reses ia mengumpulkan semua Kepala Sekolah SD dan SMP pada tiga wilayah tersebut yakni Baula, Wundulako dan Pomalaa, untuk mendengar dan menampung aspirasi mereka sampaikan, kemudian aspirasi itu dianalisa dan dikaji mana yang menjadi skala prioritas lalu kemudian diusulkan melalui dalam pembahasan anggaran di DPRD Kolaka.
“Jadi aspirasi yang disampaikan oleh para Kepala Sekolah khususnya dalam hal pendidikan kita utamakan menjadi skala prioritas dan diusulkan anggarannya,”jelas Hakim mantan Direktur Rumah Sakit Antam Pomalaa Kolaka.
Begitupun halnya bagaimana memfasilitasi semua semua guru penggerak agar bisa mendapatkan sarana pembelajaran seperti laptop, termasuk tenaga kesehatan bagaimana agar bisa meningkatkan kompetensinya melalui pelatihan, pembangunan sarana dan prasarana serta kesejahteraan para Tenaga Kesehatan(Nakes) melalui tunjangan dan insentif.
“Saat ini yang belum tercapai adalah menyangkut masalah Tambahan Penghasilan Pegawai(TPP) bagi Nakes, insyah Allah setelah selesai Pileg baru dilanjutkan pembahasannya,”kata Hakim.
Dalam hal ekonomi kerakyatan Dokter Hakim menjelaskan bahwa ekonomi kerakyatan itu bisa bergerak dari rumah dan kemudian bagaimana menghubungkan interfreneur dengan anak-anak muda. Sehingga apa yang terjadi setelah anak-anak muda setelah tamat dari SMK maupun perguruan tinggi tidak hanya berfikir untuk menjadi pegawai, tetapi bagaimana bisa menciptakan peluang usaha.
Dikatakannya bila mengacu pada yang namanya kesehatan bukan hanya terbebas dari suatu penyakit tetapi produktif. Walaupun sudah tamat SMK maupun sudah sarjana bahkan sampai Srata dua, tetapi kalau menganggur itu namanya tidak produktif dan berarti namanya tidak sehat.
“Jadi hal ini kesehatan, pendidikan dan ekonomi kerakyatan itu saling berkaitan, dan itulah konsentrasi saya kepada masyarakat,”ujarnya.
Selain dalam hal pemberdayaan kepada ibu-ibu bagaimana bisa menciptakan peluang usaha tanpa harus meninggalkan rumah, sehingga fungsi ibu dan sebagai istri tetap jalan. Mengapa ia menekankan hal itu, karena tahun-tahun sebelumnya bahwa Pomalaa dan sekitarnya ada sejumlah perusahaan industri yang besar seperti Antam, Vale, IPIP dan sejumlah perusahaan tambang lainnya diperkirakan akan membutuhkan tenaga kerja sedikitnya 30 ribuan Nakes, sehingga peluang ini harus ditangkap.
“Karena tenaga kerja yang cukup besar ini pasti butuh tempat tinggal, butuh makan dan kebutuhan lainnya, dan peluang itu harus ditangkap oleh masyarakat setempat,”kata Hakim.
Dalam hal memberdayakan ekonomi kerakyatan kata Hakim apa yang sudah dilakukan kepada masyarakat, dengan melalui dana fokirnya telah menyalurkan kepada masyarakat seperti hand traktor, alat perbengkelan, mesin jahit, alat pembuat kue, dan mesin laundry.
“Jadi itu saya salurkan melalui anggaran fokir saya,”pungkasnya.(pus)