KOLAKA,WN—Asisten III Bidang Administrasi Keuangan Setda Kolaka Sultra Hj Andi Wahidah, usai membuka acara evaluasi intervensi spesifik desiminasi hasil pengukuran dan publikasi data stunting yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kolaka Sultra.
Pada kesempatan itu Wahidah mewakili Pj Sekda Kolaka Ramli H Sima membuka pertemuan sekaligus menyampaikan sambutannya. Ia mengungkapkan bahwa stunting merupakan masalah gizi kronis yang masih menjadi tantangan besar bagi kita semua. Wahidah menjelaskan bahwa anak yang mengalami stunting memiliki pertumbuhan fisik dan perkembangan otak yang terhambat, dan tentu saja akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia dimasa depan. “Anak-anak kita adalah aset bangsa, mereka harus tumbuh sehat dan cerdas,”jelas Wahidah.
Untuk itu kata Wahidah perlu bersatu padu dalam upaya percepatan penurunan Stunting. Berdasarkan hasil SGI prevalensi stunting dua tahun terakhir secara nasional mengalami penurunan yang sangat rendah yakni 0,1% dari 21,6% menjadi 21,5%(SKI 2023), sementara di Kabupaten Kolaka sendiri kata Wahidah itu meningkat sebesar 1,2% dari 22,6% di tahun 2023 menjadi 23,8%(SGI 2023).
Dan Pemkab Kolaka kata Wahidah telah melakukan berbagai upaya pencegahan stunting melalui intervensi spesifik dan sensitif, namun penurunannya belum mencapai target nasional sebesar 14%. Meski demikian Pemda Kaka mendapat apresiasi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Pemerintah Provensi. Hal ini dibuktikan bahwa penilaian kinerja stunting tahun 2023 yang dilaksanakan Pemda Kolaka melalui Dinas Kesehatan pada tanggal 12 sampai 15 Mei 2024 di Kendari mendapat juara I dari 17 kabupaten/kota.
Hal ini menjadi bukti bahwa pencegahan stunting di Kabupaten Kolaka masih menjadi prioritas, baik dari sisi program maupun kegiatan penganggaran.
“Ini juga tidak terlepas dari anggaran, dan saya sangat mengapresiasi kinerja kita semua, atas terlaksananya acara ini sebagai wujud kepedulian kita semua terhadap masalah stunting,”ungkap Wahidah mantan Kepala BKPSDM Pemda Kolaka.
Ia berharap pada pertemuan kegiatan ini menekankan beberapa hal yaitu (1) Perkuat koordinasi dan kolaborasi semua pihak, bekerjasama secara sinergi dalam melaksanakan program-program penurunan stunting.
(2) Tingkatkan kualitas data akurat stunting, dan melakukan evaluasi program, (3) Optimalkan penggunaan anggaran, secara efektif dan efisien, (4)Memibatkan masyarakat dalam upaya penurunan stunting kulai dari perencanaan hingga pelaksanaan program,
(5) Melakukan inovasi untuk. Mencari solusi mengatasi masalah stunting.
“Saya yakin kita dapat mewujudkan Kabupaten Kolaka ini bebas dari stunting,”pungkasnya.
Dihadiri Direktur Rumah Sakit Benyamin Guluh(RSBG) dr.Rafi, Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa(Pemdes) Kolaka Rahmat, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan(Dinkes) Kolaka Ruhaeda, para Kepala Puskesmas dan Camat.(pus)