Kolaka, WN – Rencana pembangunan pabrik HPAL di Blok Pomalaa, Kabupoten Kolaka, Sulawesi Tenggara mendapatkan perhatian serius dari manajemen PT Vale Indonesia, Tbk (PT Vale) dan mitranya Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited (Huayou). Keseriusan itu ditandai dengan kedatangan langsung kedua petinggi perusahaan ke area proyek di blok Pomalaa.
Chairman Chen dan rombongan secara khusus terbang dari Zhejiang, China, dan mendarat di Kolaka, Sulawesi Tenggara. Selama dua hari yakni Rabu hingga Kamis (8-9/6/2022), Chairman Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited Chen Xuehua (Chairman Chen) bersama CEO PT Vale Febriany Eddy mengunjungi lokasi proyek diantaranya pelabuhan, area penambangan, dan rencana area HPAL Plant.
Pada kunjungan ini, PT Vale dan Huayou kembali mempertebal komitmen dan soliditas, agar proyek di Blok Pomalaa segera terealisasi, dan beroperasi dengan semangat keberlanjutan. CEO PT Vale Indonesia Febriany menegaskan, “Proyek di Pomalaa bukan “akan” melainkan “sedang” dalam tahap pengerjaan.”
“PT Vale diharapkan lebih cepat merealisasikan pabrik di Kolaka. Dengan berdirinya pabrik, akan memberdayakan masyarakat lokal sehingga angka pengangguran dan kemiskinan bisa berkurang.” Papar Bupati Kolaka, Ahmad Safei dalam pertemuan dengan Chairman Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited Chen Xuehua (Chairman Chen) bersama CEO PT Vale Febriany Eddy.
Selanjutnya Ahmad Safei juga menyampaikan, jika PT Vale membutuhkan bantuan, Pemerintah Kabupaten Kolaka, siap membantu sesuai dengan kewenangannya.
Sementara, Chairman Chen mengapreseasi pemerintah setempat dan PT Vale yang berkolaborasi dengan baik bersama masyarakat sekitar dalam mewujudkan iklim investasi. “Kami melihat kerja sama yang bagus, kolaborasi yang bagus antara Vale dengan masyarakat sekitar, sehingga kami juga akan merasa lebih tenang.”
Setelah berkunjung langsung ke Blok Pomlaaa, VP Huayou Gao Baojun menambahkan bahwa mewujudkan smelter di Pomalaa adalah keputusan yang tepat.
“Setelah berkunjung langsung ke Blok Pomalaa, pihak Huayou semakin optimis bahwa investasi di Pomalaa adalah keputusan yang baik, dan proyek ini menjadi salah satu yang terbaik bagi Huayou. Selama pelaksanaan (Proyek) nanti, terkait dengan pelaksanaan komponen ESG dan juga untuk bagian social and communication, perlu juga kerjasama dari Vale untuk bersama-sama mewujudkan kinerja ESG yang lebih baik” papar VP, Gao Baojun.
Untuk diketahui, kesepakatan antara PT Vale Indonesia dimulai pada penandatanganan kerangka kerja sama dengan Huayou pada 27 April 2022 lalu. Pada kerangka kerja sama, Huayou akan membangun pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) dengan teknologi dan proses sesuai standar kelas dunia. Sementara, PT Vale Indonesia berperan melakukan penambangan nikel berupa bijih limonit dan bijih saprolit berkadar rendah. Operasi HPAL di Blok Pomalaa ini menargetkan kapasitas produksi hingga 120.000 metrik ton Nikel per tahun.
PT Vale dan Huayou sepakat untuk berkerja sama dengan skema rendah karbon. Keduanya berkomitmen untuk sama sekali tidak menggunakan batu bara sebagai bahan baku pembangkit listrik. Dengan kata lain, PT Vale dan Huayou akan mencari alternatif sumber energi yang lebih ramah lingkungan untuk meminimalisasi jejak karbon dari operasi pertambangan di wilayah ini. (*)