Kolaka, WN – Bupati Kolaka, Ahmad Safei mengapreseasi seluruh tim koordinasi pencegahan dan Penurunan stunting Kabupaten Kolaka yang telah bekerja keras Secara konvergensi sehingga pada evaluasi Penilaian kinerja stunting tahun 2021 yang Dilaksanakan pada akhir Mei 2022 lalu Kabupaten Kolaka mendapatkan nilai terbaik Di sulawesi tenggara.
“Apreseasi yang setinggi-tingginya kepad seluruh tim, sehingga pada evaluasi Penilaian kinerja stunting tahun 2021 yang dilaksanakan pada akhir mei 2022 lalu Kabupaten Kolaka mendapatkan nilai terbaik di sulawesi tenggara,” papar Safei dalam arahannya saat membuka Pertemuan Koordinasi dan Konvergendi Rembuk Stunting (Aksi 3) Program Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting Kabupaten Kolaka di salah satu Hotel di Kolaka pada (28/6).
Meski demikian, kata Safei, prestasi itu mesti dipertahankan dan ditingkatkan karena Kabupaten Kolaka memiliki target nasional untuk Pencegahan dan Penurunan Stunting.
“Namun tidak lupa saya sampaikan agar Kita tidak berpuas hati atas pretasi yang telah kita capai, tetapi tetap tingkatkan semangat kerja keras untuk mempertahankan prestasi yang telah diraih, terlebih lagi untuk pencapaian target penurunan stunting secara
Nasional yaitu 14% ditahun 2024,” tegasnya.
Dia juga mengapreseasi terlaksananya kegiatan tersebut untuk pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Kolaka.
“Masalah stunting merupakan agenda pembangunan nasional dan sejak tahun 2019 Kabupaten kolaka menjadi salah satu Kabupaten prioritas penanganan stunting Dari 160 kabupaten/kota,” terangnya.
Kata dia, stunting perlu diwaspadai karena tidak hanya Mengakibatkan pertumbuhan anak terhambat tetapi juga berkaitan erat dengan perkembangan otak yang kurang maksimal, sehingga kemampuan anak belajar dibawah Rata-rata yang pada akhirnya menyebabkan prestasi di sekolah buruk.
“Berdasarkan survei status gizi balita Indonesia tahun 2021, Kabupaten Kolaka mengalami penurunan dari 36,01 % pada tahun 2019 menjadi 26,5 % di tahun 2021. Meskipun Terjadi penurunan batasan prevalensi stunting menurut WHO adalah 20 %, sedangkan target nasional pada tahun 2024 adalah 14 %, berarti kita perlu menurunkan prevalensi stunting rata-rata 6,25 % pertahunnya,” bebernya.
Sahingga kata dia masih tingginya prevalensi stunting maka perlu segera diatasi dengan bersama-sama melakukan konvergensi, baik pemerintah kabupaten maupun pemerintah desa/kelurahan, keluarga, masyarakat, dunia usaha, lembaga donor, maupun swasta.
“Rembuk stunting ini adalah Langkah penting yang harus dilakukan untuk memastikan pelaksanaan rengana kegiatan Intervensi pencegahan dan penurunan Stunting sehingga perlu dilakukan bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan Sektor/lembaga non pemerintah dan Masyarakat,” kata Bupati.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, Harun Massiri berharap kegiatan tersebut dapat menghasilkan inovasi dan intervensi untuk rencana aksi pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Kolaka.
Dalam kegiatan itu hadir pula Ketua DPRD Kolaka, Syaifullah Halik, Sekretaris Daerah Kolaka Poitu Murtopo, sejumlah kepala OPD Kolaka, sejumlah pimpinan lembaga pemerintah dan swasta lainnya, para camat dan lurah serta undangan lintas sektor lainnya. (pus)